Ingin Tau Cara Menjadi Perempuan Cantik? Tanyakan Pada-nya

Sumber gambar : id.pngtree.com

Ingin Tau Cara Menjadi Perempuan Cantik? Tanyakan Pada-nya - Dia sudah lama tidak masuk sekolah karena sakit, kurang lebih sudah dua hari.! Aku gak berani jenguk dia ke rumahnya, bapaknya garang, berkumis dan aku takut.! ya maklum lah waktu itu aku masih kelas 1 SMA, belum punya nyali untuk masalah kayak ginian.

Bertepatan pada hari rabu 18 November 2009, akhirnya dia masuk sekolah juga. Kulihat jam dinding di kelas menunjukkan jam 07.13 WIB. sebentar lagi bel masuk segera berbunyi. tapi.. bodo amat dengan bel.!

Mending aku curi-curi pandang buat merhatiin dia, mumpung teman-teman yang lain pada sibuk bercanda..

Ingin Tau Cara Menjadi Perempuan Cantik?

Kulihat dia masih kelihatan kurang sehat, sesekali dia terlihat batuk-batuk.. tapi kali ini dia batuk bukan karena sakit, tapi dia ngasih kode biar aku lihat ke arah dia..

Reflek saja aku buka tas dan ngambil buku pelajaranku , lalu aku sobek halaman paling belakang dan ku tulis "gimana kabarmu,?" Setelah itu ku lipat-lipat lalu ku lempar ke arah dia.

Dia Perempuan Cantik

Dia-pun menangkapnya.. lalu, dia buka dan baca suratku itu. Ku lihat dia sudah memegang pensil di tangan kanannya, ku fikir dia sudah siap untuk membalas suratku itu.. Dia baca, senyum, dan aku bahagia haha..

Tak lama kemudian dia melemparkan lipatan kertas itu ke aku.. dengan cepat aku menangkapnya, ku buka lalu ku baca.. "aku masih sakit, dan masih menjadi milikmu"

Aku diam saja, aku gak tau raut wajahku kayak apa, tapi yang jelas keringetan, udara tiba-tiba menjadi panas, tapi dalam hati aku senang hehe..

Dan akhirnya bel-pun berbunyi, tanda kalau guruku sebentar lagi akan datang dan proses belajar mengajar akan segera dimulai.

Yang Cantik Cuma Dia

Singkat cerita, proses belajar mengajarpun sudah selesai, saatnya kami semua menikmati jam istirahat dengan berkeliling ke sekitar sekolahan.

"Fi, ayok ke toko timur", salah satu temanku bernama Taufiq mengajakku ke toko timur. O ia toko timur itu sebuah toko yang lokasinya sebelah timur sekolahan dengan jarak sekitar 150-an meter.

Aku jawab saja "ayok" sambil beranjak dari tempat dudukku dan mulai keluar kelas kemudian menuruni tangga, karena memang posisi kelasku berada di lantai dua.

Setelah sampai di toko, disana sudah banyak teman-teman yang lain termasuk teman sekampungku. Kami biasanya membeli rokok eceran kemudian ngumpul di bawah-bawah pohon di pinggiran sawah.

Alangkah indah waktu itu, kami bercanda dan bergurau antara yang satu dengan yang lain, obrolan selalu hangat dengan topik yang lucu-lucu seperti saling ejek warna baju seragam putih yang mulai menguning dan lain sebagainya.

Beberapa menit kemudian terdengarlah bunyi bel pertanda jam pelajaran kedua akan segera dimulai, dan semua siswa terlihat bergegas masuk ke kelas masing-masing.

Jam pelajaran kedua-pun dimulai, kali ini pelajaran geografi tentang letak geografis dan astronomis Indonesia. Saat itu aku tak begitu peduli Indonesia mau diletakkan dimana, yang terpenting dia dan aku masih di bumi yang sama.

Tempat duduk siswa di kelasku menghadap arah timur, aku sendiri duduk paling belakang di barisan tengah, sedangkan dia duduk paling belakang di barisan selatan.

Jadi kalau aku noleh ke kanan, aku bisa langsung lihat senyum indah dari wajah sang puteri pujaanku.

Aku sangat berterimakasih kepada orang tuanya yang dengan susah payah sudah melahirkan dia walau dalam kondisi telanjang.

aku juga ingin berterimakasih kepada segenap karyawan pabrik kain, karena dengan jasa mereka, puteriku bisa menutupi tubuhnya sehingga aman dari pandangan nakal para setan yang menjelma menjadi teman kelasku.

Bersambung...